Ketika seseorang berdiam diri apalagi sedang sendiri ada beberapa kemungkinan yang tetap berputar-putar dalam benaknya: berkhayal, melamun, atau mereka-reka serba neka.
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang pernah memiliki pikiran negatif. Pikiran negatif adalah berkutatnya angan-angan untuk memikirkan, merencanakan atau membalas dendam dengan tindakan buruk. Pikiran ini terjadi biasanya dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pikiran negatif terjadi sebagai respon terhadap perlakuan yang membuat dirinya kecewa. Hal kedua yang menyebabkan adanya pikiran negatif adalah mendesaknya keinginan untuk merencanakan sesuatu yang jahat pada orang lain. Penyebab yang ke tiga, karena memang orang tersebut merupakan tipe yang pikirannya selalu cenderung tidak baik. Jenis pikiran ini tentu saja sangat merusak karena tidak saja merugikan pada dirinya sendiri tetapi dapat berakibat fatal bagi orang lain.
Kebiasaan membiarkan pikiran negatif menjad liar sama saja menciptakan kekacauan dan merusak suasana. Apalagi kalau sampai terbawa ke dalam ibadah yang membutuhkan konsentrasi. Contohnya saat menjalankan shalat, jika penumpang gelap ini terbawa maka keinginan untuk shalat dengan khusyuk terancam gagal total .
Pada hakekatnya segala bentuk lintasan dalam pikiran konon bersumber dari hati. Seperti yang disabdakan Nabi bahwa di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika dia baik maka baiklah seluruh badan tetapi kalau buruk maka seluruh tubuh menjadi buruk. Nabi menjelaskan bahwa segumpal daging tersebut adalah hati. Jika yang berkutat dalam hati adalah hal-hal yg negatif maka dapat dipastikan bahwa ucapan yang keluar dan tindakan yang dilakukan biasanya berhaluan keburukan. Oleh karena itu menjaga hati agar terhindar dari lintasan keburukan berarti berupaya untuk merawat sikap agar selalu menjadi pribadi terpuji.
Kurang lebihnya ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam mengatasi krisis dari pikiran negatif. Cara pertama adalah menjalankan tindakan antisipasi. Sebagaimana difahami bahwa pikiran buruk yang dibiarkan bertumpuk-tumpuk, jelas akan membawa dampak negatif pada jiwa raga. Beban keburukan yang sengaja disimpan dapat berpotensi menjadi sampah dan berakibat pada kemunduran jasmani maupun rohani. Secara fisik gejala pemilik pikiran negative yang sudah kronis biasanya berwajah pucat dan bertubuh kurus. Hal ini dimungkinkan karena kehilangan gairah sehingga menurunkan nafsu makan yang berakibat pada asupan gizi tidak terpenuhi. Sedangkan secara psikhis, pemilik pikiran negatif biasanya kondisi kejiwaannya labil, emosional, tensi tinggi dan sensitif. Oleh karena itu dengan memiliki pemahaman tentang akibat negatif dari pikiran buruk, diharapkan dapat menjadi sarana untuk antisipasi. Dalam hal ini jika mulai terlintas pikiran buruk segera dihapus dari kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang.
Cara yang ke dua adalah dengan melakukan program netralisasi. Rancangan kegiatan ini diaplikasikan apabila terjadi indikasi ada benih pikiran buruk yang melintas. Langkah netralisasi dilakukan dengan beristighfar: Astaghfirullaah, mohon ampun kepada Allah . Program netralisasi diharapkan dapat mendinginkan suasana dan mengubah sikap emosional menjadi stel kendho. Contohnya ketika sedang enak-enaknya berkendara, tiba-tiba disalip secara zigzag yang membuat darah mendidih. Cara menetralisir keadaan dengan berprasangka bahwa orang tersebut memiliki kepentingan mendesak. Apabila anak muda yang melakukan, maka sebaiknya dimaklumi. Apabila suatu ketika memperoleh perlakuan tidak mengenakkan dari orang lain maka kita merespon dengan bijak dengan memanfaatkan hinaan tersebut sebagai introspeksi dan selanjutnya digunakan untuk meningkatkan kualitas kepribadian. Ketika terjadi konflik dalam rumah tangga atau salah faham dengan pimpinan, maka jangan dibiarkan pikiran negatif berkembang liar dengan memperpanjang sakit hati atau menyusun agenda tindakan balasan. Jika suatu waktu membayangkan sesuatu tanpa tema yang jelas ujung pangkalnya, maka dapat segera dinetralisir dengan mengalihkan perhatian dengan merenungi tentang keajaiban ciptaan Tuhan. Memikirkan bagaimana tumbuhan diciptakan dengan aneka bentuk dan bunga serta buah yang beraneka warna. Demikian pula dengan penciptaan binatang baik di darat, laut maupun hewan yang mampu terbang.
Cara ketiga adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Manakala pikiran negatif datang menghampiri, maka sebaiknya jangan berdiam diri membiarkan alur liar mengalir tanpa kendali. Langkah yang dapat dilakukan adalah bangkit dan terus bergerak. Apapun dapat dilakukan dalam rangka mengalihkan perhatian dari memikirkan hal buruk. Kegiatan membaca, menggerakkan anggota badan untuk bersih-bersih ruangan dalam rumah merupakan aktivitas positif yang dapat menepis pikiran negatif. Menjalankan aktivitas aktivitas hobi yang menyenangkan juga direkomendasikan dalam mewujudkan pikiran positif.
– Rubrik Etikita Majalah Derap Guru, Maret 2021